Tulisan ini diangkat dari penjelasan atas permintaan seorang kawan, arsitek senior, tentang penyelenggaraan Seminar Seks dan Arsitektur, yang kutipan permintaannya begini "tolong diterangin dikit donk maksud temanya tuh, ntar udah pada 'hot' dateng eeh kagak ade ape2nya..."
Ah pura-pura tidak tahu atau cuma mau ngetes doang nih? Karena yang namanya arsitek itu pasti paham tentang arsitektur dan paham akan seks kan he.he.he...
Nah berikut ini adalah gambaran singkat tentang maksud seminar Seks dan Arsitektur itu. Yang diharapkan dari seminar ini, ada atau tidak ada hubungan keduanya--antara seks dan arsitektur.
Contoh, Marilyn Monroe yang hot itu dalam salah satu peran di film The Seven Year Itch di tahun 1954 kan ada adegan yang mengibar-kibarkan roknya tepat di atas tempat (lubang) yang terdapat angin kencang yang berhembus ke atas. Michael Jackson juga dalam salah satu aksi panggungnya bermain-main dengan angin yang dihembuskan dari bawah. Michael laki-laki, Marilyn perempuan, meski beda kelamin tapi sama-sama suka adegan itu. Lantas apa hubungannya dengan angin ya?
Dulu sewaktu kuliah di arsitektur dikenal istilah angin arsitektur, yaitu angin yang bisa berkelok-kelok terserah bagaimana tangan ini mulai menggoreskan pensil atau tinta di denah atau potongan bangunan yang sedang dirancang, di mana angin itu bisa berkelok-kelok lantas keluar di tempat yang diinginkan. Padalah kenyataannya sih boro-boro, yang kebanyakan terjadi justru di tempat itu mati angin!
Nah Marilyn dan Michael merupakan dua orang dengan jenis kelamin yang berbeda tapi keduanya suka dengan adegan angin. Efek yang dihasilkan oleh angin tadi berbeda untuk pria dan wanita itu. Sang wanita terkesan malu dan berusaha menutupi roknya yang berkibar terkena hembusan angin, sementara sang pria justru menjadikan hembusan angin itu untuk menampilkan kesan keperkasaannya. Dari segi arsitektur, perancang harus pandai menempatkan arah hembusan angin agar tidak vulgar, untuk menampilkan kedua kesan yang bertolak belakang tadi. Itulah gambaran dari seks dan arsitektur.
Contoh lain, kalau kita melihat Tugu Monas (Monumen Nasional) banyak yang berpendapat itu maskulin karena menampilkan kejantanan pria (lingga). Tapi apa betul itu hanya melambangkan maskulin? Kalau kita mau memperhatikan dengan perasaan yang lebih mendalam, Monas itu melambangkan puncak hubungan cinta kasih antara pria dan wanita (suami-istri) secara timbal-balik. Tidak percaya?
Coba perhatikan dan amati baik-baik Tugu Monas. Kalau dari sudut seksologi itu melambangkan posisi pria di bawah dan wanita di atas. Belum percaya juga? Lihat gambar, bayangkan dalam pikiran Anda di sana bentuk penis (lingga) yang menembus vagina (yoni). Jadi Monas itu bukan lambang kejantanan semata, tapi lebih tepat sebagai lambang cinta kasih yang harus dibangun di negeri ini. Cuma sayang rakyatnya belum sadar, sehingga masih pada berkelahi melulu.
Itu penjelasan versi pribadi, kalau mau tahu penjelasan yang lebih jelas silahkan baca di leaflet, sedangkan kalau mau tahu detailnya ya kudu datang ke seminar Seks dan Arsitektur tanggal 25-26 Maret 2010 di Kampus Universitas Tarumanagara, he.he.he....
| 11 Maret 2010 | samidirijono | arsitek |
- Sumber tulisan adalah e-mail kepada Firdauzy Noor tanggal 10 Maret 2010.
- Sumber foto dari internet dan koleksi pribadi.
sumber: http://balaijumpa.blogspot.com/2010/03/seks-dan-arsitektur.html