facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Karya +
    • Cagar Budaya
    • Hunian
    • Usaha
    • Ibadah
    • Sosial Budaya
    • Manajemen Konstruksi
    • nonArsitektur
  • Ungkapan
  • Catatan
  • Tentang Kami

UngKAPAN arsitekku

 
 

 


November 20, 2009 No Post a Comment

Griya | Kamis, 30 Oktober 2008 - 12:06 wib

 

SIRKULASI udara dan cahaya yang baik dalam rumah tidak hanya ditentukan oleh jumlah bukaan. Melainkan juga ketersediaan void pada hunian dua lantai. Void adalah suatu ruang atau lantai hampa yang dibiarkan terbuka untuk memperluas kesan ruang. Secara visual, void bisa menghubungkan lantai atas dengan bawah.

"Dari segi sirkulasi udara maupun pencahayaan, dengan dibuatnya void, kita bisa mendapatkan cahaya dan aliran udara yang bergerak bebas," kata arsitek dari Universitas Tarumanegara Jakarta, Samidirijono. Meski begitu, umumnya pengertian void dipakai untuk menggambarkan ruang kosong tanpa lantai yang berada di lantai dua.

Lewat ruang tersebut, kita dapat melihat ruang di bawahnya, tapi tetap berada di bawah atap yang sama. "Fungsi dan kegunaan void dapat digambarkan sebagai tempat sirkulasi udara, ventilasi cahaya, agar ruang terasa lebih lega dan lapang, interaksi sosial secara visual, serta sebagai ruang transisi atau penghubung dan pengikat," sebut arsitek dan kontraktor dari Mitra Graha Asri Mandiri, Wisnu Brata.

Untuk menghadirkan sebuah void, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu ukuran dan luas rumah, struktur dan konstruksi, lokasi void, pilihan finishing dan aksesorinya, serta faktor keamanan. Void dalam hunian sebetulnya bisa ditaruh di mana saja, sesuai keinginan pemilik rumah, ingin membuat fungsi ruang menjadi apa.

"Void untuk tempat tinggal bisa digunakan di ruang tamu, ruang tengah, atau atrium yang di bawahnya dapat ditaruh taman kering atau kolam," kata pria yang akrab disapa Sami.

Memperlancar sirkulasi udara dan cahaya menjadi kegunaan utama void. Dengan adanya void, pertukaran dan aliran udara panas di lantai satu akan lebih banyak dan lebih cepat mengalir karena sirkulasi udara tidak hanya terjadi secara horizontal, juga vertikal.

Yang perlu ditambahkan di sini adalah, setelah udara panas tadi berhasil dialirkan ke lantai dua, maka harus diteruskan untuk dialirkan keluar sehingga rasa ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh udara panas yang tidak mengalir dapat dihindarkan. Cahaya alami siang hari yang masuk ke area void akan membantu menerangi area dan ruang lain yang ada di sekitarnya.

Dengan demikian, kita dapat mengurangi pemakaian listrik. Bahkan, terkadang lampu-lampu yang dipakai di area void -misalnya lampu gantung? juga dipakai untuk menerangi kedua lantai yang ada. Apalagi jika area void terletak di area utama bangunan, maka akan semakin banyak ruang yang ikut diterangi lampu di area void tersebut.

Berkat sebuah void, ruang di lantai bawah akan terasa lebih luas dan lapang karena memiliki plafon yang lebih tinggi. Apalagi jika void itu ditempatkan berdekatan dengan jendela-jendela yang memiliki bukaan besar dan lebar. Maka cahaya yang masuk akan lebih banyak dan melimpah sehingga ruangan terasa semakin terang dan luas.

Didukung pengaturan sirkulasi udara yang baik, ruangan bervoid akan terasa lebih nyaman dan tentunya secara psikologis terkesan lebih lapang. Situasi kosong dan bisa saling melihat antara lantai atas dan lantai bawah bakal menimbulkan suasana yang menyatu di antara dua ruang tersebut.

Interaksi sosial pun akan lebih mudah terjalin dibandingkan tanpa menggunakan void. Demikian pula pada saat diadakan acara keluarga atau arisan. Orang-orang yang duduk di lantai dua akan dapat mengikuti dan mendengarkan acara yang berlangsung di lantai satu. Jadi, interaksi sosial yang terjalin bukan hanya secara visual, juga berupa audio atau pendengaran.

Ruang yang memiliki area void juga tidak akan terasa sesak dan pengap jika ditempati banyak orang. Void dapat ditata apik dengan permainan lampu gantung nan atraktif. Kini, sudah banyak tersedia bentuk lampu-lampu maupun pajangan dinding seperti wall hanging cantik untuk mengisi "kekosongan" void.(sindo//nsa)

 

sumber: http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/10/30/30/159009/merancang-void-fungsional-nan-cantik

Mei 18, 2009 No Post a Comment

Prinsip-prinsip dalam feng shui bukanlah mistik atau klenik. Jika dilakukan penelitian, maka akan ada bukti ilmiah yang memperkuat perhitungan tersebut.

Cina adalah bangsa yang sangat kaya akan khasanah seni dan budaya yang bernilai tinggi. Berbagai karya seni yang mengagumkan diciptakan oleh bangsa Cina jauh sebelum abad Masehi (SM).

Budaya Cina sangat kuat dipengaruhi oleh ajaran Taoism dan Confucianism. Pada tahun 2000 hingga 1000 SM, bangsa Cina kuno sudah mengenal dunia kedokteran, ilmu ekonomi, ketatanegaraan, budaya, dan teknologi lainnya. Salah satu yang berkembang hingga saat ini adalah metodologi peramalan dan analisa tata letak ruang yang dikenal dengan nama Feng Shui.

Saat ini feng shui sudah perkembang hingga ke berbagai penjuru dunia. Bahkan, dunia Barat sudah mulai memasukan pertimbangan feng shui dalam rencana penataan ruangan yang dibuat.

Di Indonesia sendiri saat ini banyak arsitek yang mulai mempelajari dan menggunakan feng shui dalam rencana dan pembuatan desain rumah dan bangunan. Bahkan, beberapa program studi arsitektur di sejumlah perguruan tinggi di Jakarta sudah memasukkan feng shui sebagai salah satu mata kuliah yang diajarkan.

Menurut pakar feng shui, Budiyono Tantrayoga, kata feng shui berasal dari gabungan kata 'feng' yang berarti angin (arah) dan 'shui' yang berarti air (tempat). Konsep dasar analisa feng shui adalah penentuan lahan, kombinasi sembilan istana delapan rumah, dan pergerakan bintang terbang. Logika sederhana feng shui adalah jika kita bisa berinteraksi serasi dan selaras dengan alam, maka kita akan mendapatkan suasana yang menguntungkan yang pada akhirnya akan mendatangkan banyak berkah/pengaruh keberuntungan dalam hidup.

''Tapi jika kita merusak dan menentang alam, maka kita akan menerima pengaruh yang merugikan, yang pada akhirnya akan mendatangkan banyak masalah atau problem dalam hidup kita,'' ujar Budiyono kepada Republika.

 

Dua sektor rumah

Perhitungan feng shui banyak digunakan dalam perencanaan dan penataan ruang. Ahli masalah Tao, Albert Hendra Wijaya, dalam situs Indonesia siutao, menyatakan dewasa ini feng shui rumah/bangunan memang terlihat lebih menarik dan lebih umum diminati orang. Ini mungkin karena feng shui rumah dirasakan lebih kuat pengaruhnya dalam menunjang kehidupan seseorang sebab penerapannya lebih nyata dalam mempengaruhi pola kehidupan.

Menurutnya, membuat rencana tata letak/ruang yang baik dalam feng shui rumah/bangunan harus memperhatikan beberapa hal. Yaitu pencahayaan, sirkulasi udara, keindahan, aspek keamanan, kebersihan, kenyamanan, dan warna (masalah psikologi). Selain itu, arah, bentuk dan lokasi tanah serta rumah/bangunan itu haruslah baik dan sesuai fungsinya.

''Dalam feng shui rumah juga dikenal berbagai benda/bentuk tertentu yang sering digunakan sebagai atribut pelengkap sebuah rumah. Misalnya kaca, cermin cekung atau cembung, dan sebagainya,'' ujarnya.

Sedangkan menurut Budiyono, berdasarkan prinsip-prinsip feng shui, untuk membangun sebuah rumah atau bangunan lahannya harus bagus. Lahan yang bagus adalah yang memberikan keuntungan serta memiliki energi tumbuh. Misalnya, lahan yang terletak di bagian dalam sebuah tikungan jalan. Soal posisi menghadap ke arah mana itu tergantung masing-masing individu. Sebab tiap orang berbeda tingkat kecocokan arahnya. ''Jadi, menghadap utara, selatan, timur, atau barat itu sifatnya individual. Itu tergantung dari hitung-hitungan unsur alam yang bersangkutan,'' jelasnya.

Alumnus Akademi Akuntansi YAI ini menuturkan, penataan ruangan dalam rumah haruslah menguntungkan penghuninya. Misalnya letak dapur dan kamar mandi harus disesuaikan dengan kondisi perhitungan elemen penghuninya. Artinya, jika tidak serasi, maka bisa tidak menguntungkan.

Dalam setiap rumah, terbagi atas dua sektor, yaitu sektor tumbuh dan mati. Sektor tumbuh bisa digunakan untuk ruang makan dan ruang kerja. Sedangkan sektor mati cocok digunakan untuk kamar mandi, dan gudang.

''Yang tahu persis perhitungan sektor tumbuh dan sektor mati adalah ahli feng shui. Sebab memang ada perhitungannya,'' ungkap Budiyono.

 

Bukan mistik

Apakah perhitungan feng shui itu mistik ? Menurut seorang arsitek, Samidirijono, prinsip-prinsip dalam feng shui bukanlah mistik atau klenik. Jika dilakukan penelitian, maka akan ada bukti ilmiah yang memperkuat perhitungan tersebut.

Selain feng shui dari Cina, di Indonesia juga terdapat beberapa perhitungan tradisional. Misalnya, perhitungan di Jawa dan Kosala-Kosali di Bali. Sayang, selama ini tidak pernah ada penelitian untuk membuktikan sisi ilmiahnya.

''Selama ini nenek moyang kita kan hanya mengatakan ini boleh dan itu tidak boleh. Tapi mereka tidak pernah menyatakan kenapa. Harusnya inilah yang kita teliti dan kaji,'' ujar Sami, panggilan akrabnya, kepada Republika.

Prinsip feng shui, kata Sami, sesuai dengan prinsip-prinsip arsitektur bangunan. Yang terpenting dalam penataan ruang adalah kenyamanan penghuninya. Ini adalah prinsip arsitektur. Misalnya, ruang yang tidak panas, sirkulasi udara lancar supaya rumah tidak mati angin dan lebih nyaman.

Dalam feng shui dipelajari tentang air dan arah angin. Ilmu arsitektur juga mempelajari tentang arah angin. ''Jadi, keduanya punya prinsip yang sama, yaitu untuk kenyamanan penghuninya. Dan sekarang memang banyak arsitek yang menerapkan prinsip feng shui dalam penataan ruang. Bahkan, di beberapa program studi arsitektur sejumlah perguruan tinggi di Jakarta, feng shui sudah dijadikan salah satu mata kuliah,'' jelas Sami.

 

Sumber: http://qalbdesign.blogspot.com/2008/07/feng-shui-cara-penataan-rumah-prinsip.html

Mei 18, 2009 No Post a Comment
Older Posts

inFormasi

  • job vacancies
    SASE L2 Engineer
    3 jam yang lalu
  • info LOKER ++
    3D Designer
    4 jam yang lalu
  • info KEGIATAN
    🖼 pendidikan calon pegawai asisten manager
    1 minggu yang lalu

HOT BULAN INI

  • Penggunaan Kayu untuk Bangunan, Salahkah?
  • Candi Borobudur
  • Sejarah KEBAYORAN BARU

Populer

  • Pandangan dan Harapan Pengguna Jasa Arsitek Terhadap Arsitek Indonesia
  • Pejaten Raya dan Pejalan Kaki
  • Nyaman di Kamar Mandi

terAnyar

perTinggal

  • ▼  2025 (2)
    • ▼  April (1)
      • Penggunaan Kayu untuk Bangunan, Salahkah?
    • ►  Februari (1)
  • ►  2023 (1)
    • ►  November (1)
  • ►  2021 (2)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Juni (1)
  • ►  2010 (7)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (5)
  • ►  2009 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  Mei (9)

ruang Baca

  • pos Ngakak
    From Hero to Terrorist
    5 hari yang lalu
  • mariWARAS
    Berbagai Penyedap Rasa yang Berisi MSG
    6 hari yang lalu
  • camKan
    Cerita Pesawat Tempur dan Lubang Peluru
    1 minggu yang lalu
  • catatan sami
    Siapa Tak Kenal Presiden Senegal Bassirou Diomaye Faye?
    1 bulan yang lalu
  • tawaSESAaT
    Tarif PLN Naik Per 1 Januari
    1 tahun yang lalu
Perlihatkan 1 Perlihatkan Semua

About me

foto
a r s i t e k   s a m i
di sini tempat kita berbagi dan diskusi seputar hal-hal yang berhubungan dengan arsitektur ... selengkapnya tentang kami
arsitektur bencana elemen infrastruktur interior lingkung bina material panduan pedestrian penghargaan peraturan ruang publik sejarah sirkulasi udara tata letak transportasi

Created with by ThemeXpose